Salam Pemuda Indonesia,
Pemuda.... Maju, Olah Raga.... Jaya, Siapa Kita.... Indonesia, NKRI..... Harga Mati,
Senang bercampur haru rasanya bisa berjumpa lagi dengan para sahabat, kerabat, dangsanak-dingsanak, kula, teman maupun kenalan melalui media maya blog DPC. PPMI Banjar, Kalimantan Selatan. Dengan kehadiran blog ini, mudah-mudahan dapat lebih memantapkan silaturrahim, temu sapa dan pusat informasi Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI) di lingkungan Kabupaten Banjar pada khususnya, dan seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya. Kami menghaturkan ucapan terima kasih dan perasaan bangga bercampur rasa rindu atas kunjungan anda ke blog kami ini. Untuk itu, Kritik maupun saran dalam rangka memajukan PPMI pada umumnya sangat kami harapkan. Semoga blog ini bisa bermanfaat bagi kita...
Salam Pemuda Indonesia..

Sabtu, 07 Mei 2011

RUMAH BANJAR TRADISIONAL


         Orang Banjar di Kalimantan Selatan sesungguhnya mempunyai jiwa seni yang tinggi. Salah satunya tercermin dari seni rupa sebagaimana terlihat pada berbagai ornamen atau hiasan yang ditemukan pada rumah-rumah adat/tradisional Banjar,di samping terdapat pada ornamen mesjid dan sarana lain, seperti kain tradisional sasirangan, dinding airguci, kain (tapih) sarung wanita; nisan, tutujah (alat menanam padi), ranggaman (ani-ani), panginangan (tempat kapur sirih), gayung mandi, dll.
       Ornamen dalam arsitektur tradisional Banjar dikenal dengan istilah “Tatah” dalam bentuk:(1) Tatah surut (ukiran berupa relief); (2) Tatah babuku (ukiran dalam bentuk tiga dimensi); (3) Tatah baluang (ukiran “bakurawang”).
      Ornamen pada rumah Banjar dapat ditemui antara lain pada beberapa tipe bangunan, seperti Rumah Bubungan Tinggi (Rumah Baanjung), Gajah Baliku, Gajah Manyusu, Palimasan, Palimbangan, Balai Laki, Balai, Bini, Tadah Alas, Cacak Burung/Anjung Surung. Ornamen sebagai karya seni pahat dalam arsitektur Banjar ini memiliki kekhususan pada setiap tipe rumah Banjar, karenanya ragam hias yang terdapat pada tipe rumah bubungan tinggi tidak selalu sama ragam hiasnya dengan yang terdapat pada tipe rumah palimbangan.

      Begitu pula ornamen pada tipe rumah Gajah Baliku, juga memiliki perbedaan dengan ornamen yang ada pada rumah tipe Cacak Burung atau Anjung Surung. Namun demikian terdapat pula ragam hias seni pahat itu yang bersifat netral, artinya terdapat penempatan ornamen ragam bias tersebut yang bersamaan pada hampir semua tipe rumah tradisional Banjar. Terdapat 11 (sebelas) bagian bangunan yang biasa diberi ukiran, sebagai berikut:
(1) Pucuk Bubungan
Pada rumah tradisional tipe Bubungan Tinggi terdapat pada pucuk bubungan tinggi yang lancip, yang disebut “Layang-layang”. Layang-layang dalam jumlah yang ganjil (lima) dengan ukiran motif tumbuhan paku alai, bogam, tombak atau keris.
Pada rumah tipe Palimasan ornamen berbentuk sungkul dengan motif anak catur, piramida dan bulan bintang.
Ukiran “Jamang” sebagai mahkota bubungan terdapat pada rumah tipe Palimbangan, Balai Laki, Balai Bini dan tipe Cacak Burung. Jamang dalam bentuk simetris itu biasanya dengan motif anak catur dengan kiri-kanannya paku alai, halilipan atau babalungan ayam.

Ornamen juga ditemukan pada tawing layar (tampuk bubungan) rumah-rumah tipe Bubungan Tinggi, Palimbangan dan Cacak Burung.
Ornamen yang terdapat pada tawing layar ini selalu dalam komposisi yang simetris.


(2) Pilis atau Papilis
Pilis atau Papilis terdapat pada tumbukan kasau yang sekaligus menjadi penutup ujung kasau bubungan tersebut. Juga pada banturan (di bawah cucuran atap) serta pada batis tawing (kaki dinding) bagian luar.
Banyak motif yang dipergunakan dalam ukiran lis ini, antara lain motif rincung gagatas, pucuk rabung, tali bapintal, dadaunan, dalam berbagai kreasi, kumbang bagantung (distiril), paku alai, kulat karikit, gagalangan, i-itikan, sarang wanyi, kambang cangkih, teratai, gigi haruan, dll.
 

(3) Tangga
Sebagai sarana penting dalam bangunan terdepan dan pertama ditemukan saat akan memasuki rumah, maka tangga diberi ragam hias yang menarik.
Pada puncak pohon tangga umumnya terdapat ornamen dengan motif buah kanas (nenas). Terdapat juga dengan motif kembang melati yang belum mekar, tongkol daun pakis, belimbing, payung atau bulan sabit.
Pada panapih tangga biasanya terdapat motif tali bapintal, dadaunan, buah mingkudu dan sulur-suluran.
Pada pagar tangga biasanya dipergunakan ukiran tali bapintal atau garis-garis geometris.
Berbagai motif dalam ragam hias yang banyak terdapat pada kisi-kisi pagar tangga, dipergunakan motif bogam melati, galang bakait, anak catur, motif huruf S, geometris dan berbagai kreasi campuran dari motif-motif tersebut.
 

(4) Palatar
Palatar merupakan bagian depan rumah yang cukup menarik bialamana diberikan ragam hias dengan ukiran-ukiran. Ragam hias tersebut terdapat pada jurai samping kin dan kanan atas. batis tawing dan kandang rasi.

Ornamen pada jurai biasanya mengambil motif hiris gagatas, pucuk rabung, daun paku atau sarang wanyi.
Pada batis tawing (kaki dinding) ornamen mengambil motif dadaunan, sulur-suluran atau buah mengkudu.
Kandang rasi yang berfungsi sebagai pagar pengaman, pada lawang atasnya dihiasi dengan ragam sulur-suluran, sementara kisi-kisinya biasanya sama dengan motif kisi-kisi yang terdapat pada kandang rasi tangga, yaitu motif anak catur, geometris, bogam melati, gagalangan dan pelbagai kreasi campuran bebarapa motif tersebut.
Kandang rasi yang sederhana dengan lis-lis reng yang sejajar, reng bersilang atau bersilang ganda yang dapat membentuk gambaran rencong gagatas.
 

(5) Lawang
Lawang atau pintu utama terdapat di ruang belakang palatar pada watun sambutan. Dua buah lawang kembar terletak pada samping kiri dan kanan tawing halat. Ketiga buah lawang ini biasanya diberikan ornamen yang indah.

Bagian-bagian lawang tersebut adalah :
Dahi lawang dengan ukiran tali bapintal dalam bentuk lingkaran bunder telur. Komposisi bagiannya dilengkapi dengan motif sulur-suluran dan bunga-bungaan dengan kaligrafi Arab, antara lain dengan tulisan Laa ilaaha illallah, Muhammadar rasulullah, Allah dan Muhammad.
Jurai lawang berbentuk setengah lingkaran atau bulan sabit dengan kombinasi tali bapintal, sulur-suluran, bunga-bunga dan kaligrafi Arab. Tulisan dengan bentuk berganda dengan komposisi arah kiri ke kanan dan arah kanan ke kiri.
Daun lawang selalu menempatkan motif tali bapintal, baik pada pinggiran kusen pintu tersebut, maupun hiasan bagian dalam. Tali bapintal pada bagian dalam berbentuk bunder telur atau hiris gagatas. Pada keempat sudut daun lawang tersebut banyak dipergunakan ornamen dengan motif pancar matahari dengan kombinasi dadaunan, di antaranya motif daun jaruju.
 

(6) Lalungkang
Lalungkang atau jendela pada umumnya menempatkan ornamen sederhana, yang berada pada dahi lalungkang tersebut. Ukiran sederhana tersebut berupa tatah bakurawang dengan motif bulan penuh, bulan sahiris, bulan bintang, bintang sudut lima, daun jalukap atau daun jaruju.
Kadang-kadang tatah bakurawang tersebut ditempatkan pada daun lalungkang bagian atas dan tidak diperlukan lagi pada dahi lalungkang.
 

(7) Watun
Watun sebagai sarana pinggir lantai terbuka, yang diberikan ornamen adalah pada panapihnya, yaitu dinding watun tersebut. Ornamen tersebut biasanya untuk panapih watun sambutan, watun jajakan dan watun langkahan yang ada pada ruangan panampik kacil, panampik tangah dan panampik basar. Terdapat ukiran dengan motif tali bapintal, sulur-suluran, dadaunan, kambang taratai, kacapiring, kananga, kambang matahari, buah-buahan.
 

(8) Tataban
Tataban terletak pada sepanjang kaki dinding bagian dalam ruang panampik basar. Ukiran yang terdapat disitu adalah pada panapih tataban tersebut. Pada umumnya sepanjang tataban tersebut mempergunakan ornamen dengan motif tali bapintal pada posisi pinggirnya. Motif lain terdapat dadaunan dan sulur-suluran dalam ujud yang kecil sepanjang jalur tataban tersebut.
 

(9) Tawing Halat
Tawing Halat sebagai dinding pembatas yang utama merupakan bagian yang penting bersama-sama dengan dua buah lawang kambar pada kiri kanannya. Ornamen tawing halat ini hars seimbang dengan ragam hias yang terdapat pada kedua lawang kambarnya.

Biasanya tidak pernah ketinggalan motif tali bapintal, buah dan daun-daunan dengan kombinasi kaligrafi Arab, seperti tulisan Laa ilaaha illallah, Muhammadar rasulullah, Allah, Muhammad, Bismillahir rahmanir rahim. Terdapat pula kaligrafi Arab Dua Kalimah Syahadat atau nama-nama para sahabat Nabi, Abu Bakar, Umar, Usman dan AIi, serta ayat-ayat suci Al Qur’an, antara lain tertulis “Pallahu khairan khapiza wahua arkhamur raahimin” (Maka Allah adalah sebaik-baik Pemelihara dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang).
 

(10) Sampukan Balok
Rumah Banjar tidak mengenal adanya sarana plafon, sehingga tampak adanya pertemuan balok pada bagian atas. Pertemuan balok tersebut antara lain pada sampukan ujung tiang atau turus tawing dengan bujuran (tiwa-tiwa). Pada pertemuan dua atau tiga ujung balok tersebut diberikan ukiran dalam motif dedaunan dan garis-garis geometris.
 

(11) Gantungan Lampu
Rumah Banjar pada waktu dahulu belum mengenal adanya listrik, dipergunakan lampu gantung sebagai alat penerangan pada malam hari. Balok rentang yang ada di atas pada posisi tengah dipasang pangkal tali untuk gantungan lampu. Pada sekeliling pangkal gantungan lampu tersebut diberi ukiran bermotif dedaunan dan bunga dalam komposisi lingkaran berbentuk relief (Dikutip dari isi buku “Urang Banjar dan Kebudayaannya”).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar